Beragamnya aktivitas keseharian manusia kadang bisa membuat lalai dalam menyediakan kebutuhan akan pengobatan. Padahal aktivitas kita sebenarnya memiliki resiko masing-masing. Misalnya ketika profesi kita sebagai penjahit, resiko kena tusuk jarum menjadi perlu diwaspadai. Bahkan ketika profesi kita sebagai karyawan kantor pun tetap beresiko, meski itu hal kecil, seperti resiko tersayat tajamnya kertas. Ada yang pernah mengalaminya? Tiba – tiba saja tangan terasa perih setelah sibuk merapikan kertas. Pengobatan pertama yang biasa kita lakukan biasanya adalah memberinya obat merah atau plester luka. Tapi ternyata tidak semua orang tahu cara yang baik dan benar saat menggunakan plester luka.
Perlu kita ketahui bahwa merawat luka itu tidak boleh sembarangan, atau bahkan asal tutup dengan plester. Bagi penderita diabetes, luka kecil jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat maka akan berbahaya untuk jangka waktu panjang. Bagi orang normal pun tetap harus waspada dalam menggunakan plester luka agar luka tidak infeksi. Saya sering kali menemukan tidak sedikit orang yang hanya asal tempel plester luka dan tidak dibuka lagi atau diganti dalam jangka waktu yang cukup lama. Malah biasanya sampai plester luka tersebut lepas sendiri karena perekatnya sudah tidak berfungsi.
Berikut beberapa tips aman untuk menggunakan plester luka. Plester luka bisa digunakan untuk menutup luka ringan atau goresan dan luka dalam. Dari kedua jenis luka ini pun sudah berbeda perawatannya saat menggunakan plester luka. Tapi sebelumnya ada beberapa tips yang perlu kita ketahui agar luka tidak infeksi.
- Cuci luka dengan cairan alkohol atau liquid gel. Hal ini agar bakteri yang menempel pada luka hilang.
- Keringkan luka yang sudah dibersihkan menggunakan kain kassa. Dalam mengeringkan ini diusahakan untuk benar – benar kering agar plester dapat menempel pada luka dengan erat.
- Beri obat anti infeksi di bagian yang luka agar plester tidak menempel langsung pada permukaan yang terluka. Hal ini biasanya kurang mendapat perhatian karena orang – orang sering tergesa – gesa saat memakai plester luka tanpa memberi obat anti infeksi terlebih dulu.
- Tempelkan plester luka pada permukaan yang terluka.
- Plester luka jangan sampai terkena sentuhan tangan agar tetap steril.
Nah, untuk perbedaan perawatan antara luka ringan dan luka berat atau dalam ini adalah untuk luka ringan diusahakan untuk tidak terlalu rapat agar udara masih bisa masuk. Beda dengan luka dalam harus ditutup rapat setelah diobati karena untuk menghindari masuknya benda – benda kecil yang bisa menimbulkan infeksi pada luka. Perawatan luka dalam ini lebih baik menggunakan plester luka berlapis.
Penggunaan plester luka ini pun harus diganti setiap hari agar luka tidak infeksi. Biasanya plester luka pun akan berkurang fungsi rekatnya setelah lebih dari 24 jam. Dan bisa lebih cepat hilang perekatnya bila terkena air.
Saat ini penggunaan plester luka tidak hanya digunakan oleh orang dewasa. Tetapi sudah tersedia plester luka bergambar yang menarik untuk anak – anak. Hal ini bukan karena anjuran penggunaan plester luka pada anak – anak, tapi anak – anak lebih rawan untuk terluka sehingga perlu bagi orang tua menyediakan plester luka bagi anak – anak. Namun orang tua tetap harus waspada saat anak terluka dalam memakai plester luka agar tidak infeksi. Begitupun dalam mengganti plester, tips di atas sebaiknya tetap diterapkan agar tetap steril.